Rabu, 15 Agustus 2018 16:18 WIB
BLORA (wartablora.com)—Kementerian pendidikan dan kebudayaan (Kemendikbud) mengajak puluhan peserta yang tampil dalam Festival Gamelan Internasional (International Gamelan Festival/IGF) berkunjung ke Blora, Rabu, 15 Agustus 2018. Kunjungan ini merupakan rangkaian acara IGF Solo 2018 yang telah dimulai sejak Kamis, 9 Agustus 2018 lalu. Dalam rangkaian acara IGF ini, penampil—baik dari dalam maupun luar negeri—diajak berkunjung ke beberapa kabupaten, salah satunya ke Kabupaten Blora.
"Blora kami kunjungi karena merupakan daerah pelestari gamelan. Kami ingin menunjukkan ke peserta jika bukan hanya Solo yang melestarikan gamelan, tapi juga daerah lain. Apalagi Blora ini merupakan daerah pendorong (pelestarian budaya) dari Solo," tutur Ahmad Mahendra, Kabag Umum dan Kerjasama Direktorat Jenderal Kebudayaan di Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, di sela-sela acara kunjungan ke Ledok, Sambong, Blora.
Sebelumnya, sejumlah 19 kelompok gamelan dari luar negeri yang tampil dalam IGF diajak anjangsana ke Wonogiri, Boyolali, Karanganyar, Sragen, Sukoharjo, dan Klaten.
"Di Blora ini ada tayub, yang mana gamelan itu dilestarikan untuk pentas tayub," kata Ahmad Mahendra.
"Jadi ini dalam rangka IGF Solo 2018 yang mengambil tema Homecoming, yang salah satu acaranya adalah site performance. Yakni berkunjung ke tempat-tempat pelestari gamelan. Sebelumnya kami berkunjung ke Pak Manteb (dalang), dan Blora ini ada tayub yang melestarikan gamelan. Besoknya kita akan ke Boyolali, di sana ada tarian topeng ireng yang juga menggunakan gamelan," jelas Ahmad Mahendra.
Sebelum menikmati sajian tayub di area Lokotour di Cepu, puluhan peserta yang tampil dalam IGF Solo 2018 menyempatkan diri berkunjung ke Desa Ledok, Kecamatan Sambong, Kabupaten Blora. Di Desa Ledok, penampil IGF tersebut disuguhi seni pertunjukkan barongan yang ditampilkan oleh anak-anak.
Usai menikmati pentas barongan, peserta yang diangkut 2 bus besar diajak naik melihat sumur minyak tua peninggalan Belanda. Di sana peserta ditunjukkan cara kerja penyedotan minyak di sumur tua.
Lepas siang hari, peserta kemudian diajak ke area Lokotour di KPH Cepu. Di sini peserta disuguhi seni tayub. Beberapa peserta dari luar negeri berkesempatan untuk turut menari, sementara sebagian yang lain usai pertunjukkan tayub berkesempatan menunjukkan keterampilannya memegang gamelan.
Di penghujung kunjungan ke Blora ini, peserta dari beberapa negara ini berkesempatan untuk naik lokotour bermesin uap. (*)